Penyakit
Rabies Pada Manusia
Penyakit rabies adalah salah satu
penyakit zootonic atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia melalui
virus. Penyakit Rabies bisa ditularkan kepada manusia lewat kontak langsung
seperti air liur atau gigitan dan goresan dari anjing yang sudah terinfeksi
virus rabies. Jika tidak segera ditangani secara cepat maka virus rabies
ini bisa menyebabkan kematian. Bahkan walaupun sudah ada vaksin yang bisa
mencegah penyakit ini, berdasarkan data dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia)
menyatakan bahwa di daerah Asia dan Afrika masih terjadi kematian karena
penyakit rabies bahkan sampai dengan persentase 95%.
Penularan
Penyakit Rabies
Penularan penyakit rabies
yang paling umum adalah melalui air liur dan ditularkan lewat gigitan. Namun,
penyakit rabies pun bisa ditularkan lewat non-gigitan seperti goresan, selaput
lendir atau luka terbuka yang telah terkontaminasi air liur yang mengandung virus
rabies. Setelah terinfeksi, masa inkubasi terjadi bisa bervariasi sampai dengan
gejala timbul. Masa inkubasi tersebut bisa sekitar 3-8 minggu dan ada yang 9
hari bahkan 7 tahun. Orang yang mempunyai daya tahan tubuh yang kurang akan
lebih berisiko mengalami penyakit rabies.
Berikut
gejala yang terjadi pada penderita penyakit rabies:
- Stadium prodromal, yakni mencakup demam, tidak selera dan sulit makan bahkan sampai mengalami anoreksia, pening dan pusing dan beberapa gejala biasa lainnya yang sering terjadi apabila tubuh terinfeksi virus.
- Stadium sensoris, yakni penderita akan merasa nyeri pada daerah bekas luka gigitan. Kemudian, penderita mulai mengalami gejala-gejala penyakit rabies lainnya seperti gugup, panas, kebingungan, keluar banyak air liur atau sering disebut sebagai hipersalivasi, dilatasi pupil, hiperlakrimasi, hiperhidrosis.
- Stadium eksitasi, yakni penderita sering gelisah, kejang-kejang, mudah kaget ketika ada rangsangan dari luar. Penderita juga akan mengalami fobia seperti takut pada udara, takut pada cahaya dan takut pada air. Penyebab kejang-kejang itu sendiri adalah karena adanya gangguan pada daerah otak yang memiliki fungsi mengatur proses pernapasan dan menelan. Fobia pada air atau hidrofobia disebabkan oleh rasa sakit yang luar biasa pada saat berusaha menelan air.
- Stadium paralitik, adalah stadium akhir yang menyebabkan tubuh penderita penyakit rabies dari atas ke bawah mengalami kelumpuhan secara progresif.
Catatan: Antara stadium yang satu
dengan stadium yang lain tidak akan terlihat jelas karena berlangsung dengan
cepat. sementara pada hewan yang terinfeksi penyakit rabies ditandai
dengan gejala dari jinak menjadi ganas, liar dan lupa jalan pulang serta
ekornya dilengkungkan ke bawah perut.
Penyakit rabies masih bisa diobati namun harus dilakukan penanganan medis
sesegera mungkin sebelum gejala timbul dan infeksi virus sudah mencapai otak.
Jika sudah terjadi gejala maka tidak akan bisa disembuhkan lagi. Oleh karena
itu, ketika terjadi luka gigitan maka harus segera dibersihkan dengan sabun
atau pelarut lemak lainnya, kemudian diolesi cairan antiseptik seperti alkohol
70% atau betadine. Kemudian, jika diduga berpotensi rabies atau memang rabies
segera ke rumah sakit atau dokter untuk mendapatkan penanganan suntikan vaksin.
Bagi mereka yang memang benar-benar
berpotensi mengalami gigitan oleh hewan maka sebaiknya segera dilakukan
pencegahan dengan cara pemberian vaksin. Mereka yang berisiko tinggi tersebut
antara lain adalah dokter hewan, para petugas laboratorium yang menangani hewan
yang terinfeksi virus rabies dan para penjelajah gua kelelawar. Selain bagi
manusia, pada anjing peliharaan juga penting diberikan vaksinasi rabies.
0 komentar:
Posting Komentar